Ulasan perjalanan menggunakan bus Rosalia Indah

Tiba di bandara Soekarno-Hatta dengan selamat, tidak kurang apapun…well, uang saya berkurang sih. Hah! Jam 20.15 saya berada di urutan sekian di antrian imigrasi. Antriannya panjang dan berjalan lambat ditambah loketnya sedikit. Beda banget sama bandara Incheon. Belum lagi, di bandara Incheon saya tidak ditarik pajak bandara yang di Soekarno-Hatta biayanya Rp 100.000. Udah ditarik pajak bandara tapi pelayanannya minimal. Setelah beres masih harus menunggu bagasi yang lama keluar.

Jam 21.00 saya masuk ke bus Damri bandara ke arah terminal Kampung Rambutan. Satu jam perjalanan dan bapak menjemput saya di RS Harapan Bunda. Hmm, saya senang cuaca Jakarta yang bahkan di malam hari mencapai 28 derajat Celcius. Cuaca Korea Selatan di musim gugur sangat menyiksa. Kabarnya Korea menjadi lebih dingin pada Desember. Saya tidak ingin turut campur. Saya suka cuaca tropis.

Besoknya saya sudah harus berangkat menuju Jogja. Saya memilih naik bus karena pangkalannya dekat dari rumah. Kalau ke Gambir jauh, ke bandara apalagi. Karena saya kapok dengan bus Kramat Djati, saya nitip beli tiket bus ke bapak. Dia beli tiket bus Rosalia Indah kelas executive, agen bus itu ada di seberang Sekolah Sudirman, Cijantung. Baru kali ini saya naik bus Rosalia.

Harga tiketnya lebih murah dari Kramat Djati dan Ramayana dengan jurusan yang sama yaitu Jogja. Kalau Kramat Djati harga tiket bisnis AC Rp 90.000 tanpa makan, dan tidak ada pijakan kaki di kursi. Kalau Ramayana harganya Rp 110.000 tanpa makan, dapat snack, dan tidak ada pijakan kaki di kursi. Kalau soal kondisi fisik bus, Ramayana bervariasi. Kalau lagi hari baik ya dapatnya bus yang bagus kalau lagi apes ya dapat bus yang kurang memuaskan. Kalau Kramat Djati sih sama aja, busnya kurang nyaman. Oya, setahu saya Kramat Djati tidak punya kelas VIP atau executive untuk jalur Jogja. Bus Rosalia lebih baik, ada pijakan kaki, dapat Aqua botol kecil, dan dapat makan yang lumayan lah rasanya. Saya kok jadi kayak orang kasmaran ya?

Tapi begini, intinya bus Rosalia kelas executive yang murah meriah ini tidak ada kecoaknya. Supirnya suka nyalip bus lain dan bikin tidur nggak nyaman. Makanannya lumayan tapi hati-hati kalau anda punya pencernaan yang sensitif karena bisa jadi begitu sampai di Jogja langsung sakit perut dan diare. Itu sih yang menimpa saya. Jadi memang lebih baik bawa makanan sendiri dari rumah.

Jalur bus Rosalia beda dengan Kramat Djati dan Ramayana yang lewat Magelang. Rosalia lewat Purworejo dan tidak lewat terminal Jombor melainkan lewat Gamping. Alhasil baru pertama itu saya turun di Pasar Gamping. Saya telepon Karman untuk jemput walau ragu apakah dia tahu Gamping karena dia orang Magelang belum tahu benar Jogja bagian Selatan. Eh, si Karman kalau tidur memang super banget. Telepon saya nggak diangkat. Akhirnya saya telepon teman kos dan dia yang membangunkan Karman untuk membukakan pintu. Saya mengajak seorang ibu yang turun di Sendowo, UGM untuk naik taksi bareng. Wuih, taksinya mahal. Harusnya kan cukup dihitung satu, ini malah penumpang dihitung. Jadi totalnya 40 ribu. Nggak lagi deh. Tapi naik ojek pun 20 ribu. Padahal nggak jauh, dari Pasar Gamping lurus sebentar lalu belok kanan dan lurus sampai ke lampu merah sebelum bioskop Permata lalu belok kiri. Dari situ tinggal lurus aja sampai ke Tegal Lempuyangan.

Susah juga nih.

Lempuyangan, 21 November 2007